Sabtu, 09 November 2013 3 komentar

REFLECS: Sebuah Nama Sebuah Cerita

Motto persahabatan dan persaudaraan yang tak akan pernah Q lupakan dalam sejarah hidupku....

Kami datang dalam berbagai PERBEDAAN
Yang awalnya sulit tuk DISATUKAN
Melangkah bersama dalam tekad menghadapi PERBEDAAN
Satu jua dan tekad karena PERSAUDARAAN
Jika kami berpisah itu demi MASA DEPAN
KERBERSAMAAN ini adalah bukti bahwa
PERSAHABATAN kami
Tak kan pernah TERLUPAKAN


Untuk menyelesaikan catatan kecil penuh kenangan ini membutuhkan beberapa minggu di sisa waktu kuliah saya... Mengacak ulang sebagian besar memori-memori indah di masa SMA ternyata tak semudah mengedipkan mata... 

Kenangan Masa SMA benar-benar sulit untuk dilupakan. Begitu banyak kenangan masa SMA bagi saya pribadi juga bersama teman dan sahabat yang telah dilalui. Masa dimana kita pertama kali merasa dewasa, merasa bukan anak kecil lagi. Masa penuh kreatifitas, masa pemberontakan, persahabatan dan juga cinta... 

2 tahun yang lalu, ruang kelas yang sederhana di salah satu Sekolah Menengah Atas Favorit di Kab. Sinjai (SMA Negeri 1 Sinjai) terisi penuh dengan siswa(i) yang baru saja merayakan kemerdekaan setelah liburan kenaikan kelas. Pertama kali kami bertemu, semua terasa asing. Bayangkan saja, siswa(i) dari berbagai asal kelas X yang berbeda, kini harus beradaptasi dengan suasana dan orang-orang yang baru. Aneh rasanya, saat tersenyum dan berbincang tentang hal yang tak terlalu penting dengan orang-orang baru ini. Tapi siapa sangka orang-orang ini lah yang ternyata pernah mewarna masa indah SMAku.

REFLECS... Yaaaappppphhhh,,,, begitulah kami menyebut nama kelas yang awalnya beranggotakan 32 orang ini... Namun, dipertengahan semester, salah satu anggota dari Republic Exact Five Intellect Class memutuskan untuk menempuh jalan hidup yang baru... Nama yang penuh arti ini sebuah tanggungjawab yang besar buat kami. Menjadi kelas Ilmu Alam 5 yang intelektual, kelas yang menjadi contoh, dan menjadi kelas dengan orang-orang yang berprestasi. 

Canda tawa selalu mewarnai hari-hari sekolah kami. Awalnya kami belum sangat menyatu dengan semuanya. Kala itu masih ada kubu-kubu kecil dalam kelas.Semuanya masih bergabung dengan kelompok kelas X masing-masing. 

Hasil dokumentasi sewaktu kelas XI

Namun, Kenangan yang tak akan terulang kembali yaitu ketika guru didepan sedang menjelaskan pelajaran, kalian semua sedang sibuk bercerita satu sama lain, ada juga yang sedang ngemil, ada yg lagi smsan, dan ada juga yg lgi asik bermimpi. Kemudian Saat bel berbunyi menunjukkan jam istirahat, semuanya pada pergi ke kantin sekolahan untuk mengisi perutnya yg lapar. Disisa waktu istrahat, terkadang kalian saling celoteh, saling ejek satu sama lain. Raja ejekan di kelas kami itu adalah mas bro Rudy, yang tidak akan pernah habis dengan ide-ide gokilnya untuk mengejek, dan membuat suasana kelas menjadi ramai... Kami juga sering kali mengadakan acara "tour" bersama ketika waktu luang dan akhir semester... 




Bentuk kegokilan Reflecs Boy

Tour bersama di Pantai Bira, Bulukumba

Selain itu, kelas 11 adalah masa yang paling melelahkan. Beberapa dari kami menjadi anggota organisasi diantara OSIS dan PRAMUKA. Tiap ada rapat, beberapa dari kami pasti selelu meminta izin untuk meninggalkan pelajaran. Bahkan suatu hari disaat acara perkemahan 17 Agustus, semua anggota laki-laki dari kelas kami mengikutinya dan menyisakan anggota perempuan. Kelas menjadi sangat sepi dan tidak kondusif. Rasa malas untuk belajar menghantui kami d. Dan hal ini membuat guru-guru merasa kesal dengan kelas kami. Kami sadar, kami salah. Kami tahu tidak akan pernah bisa maju tanpa adanya perubahan atas sikap kami. Akhirnya kami berjanji untuk merubah sikap kami. Kami pun berjuang bersama untuk dapat naik ke kelas 12.

Tahun kedua bersama dengan REFLECS diawali dengan bertambahnya anggota baru dari kami, dan kembali berjumlah 32 orang. Kehadiran anggota baru ternyata tidak menghalangi semuanya. Buktinya kekompakan, persahabatan, persaudaraan semakin dan semakin erat dan menyatu. 

Waktu pun terus berjalan. Satu persatu kami menginjak usia !7 tahun. Banyak kejutan yang diberikan oleh REFLECERS kepada yang sedang berulang tahun. Mulai dari menjahili, membuat surprise, memberikan kartu ucapan, dan ada satu tradisi kami. Orang yang berulang tahun kami siram dengan air yang sebelumnya dicampur dengan ‘hal-hal yang aneh’. Saling berlarian ketika orang yang berulang tahun mengejar kami untuk memeluk kami dengan keadaan basah kuyup, kami menertawakan orang yang berulang tahun saat disiram. Bukan jahat maksud dari tradisi ini tapi ini benar-benar menjadi hal yang selalu ditunggu oleh seseorang yang akan berulang tahun. Hahaha, mejijikan memang. Tapi tradisi itu mempunyai arti tersendiri bagi kami. Tidak ada yang pernah luput dari itu semua. Kami bahagia dengan semua yang telah kami lewati bersama, kami berharap hal-hal seperti itu tidak akan terlupakan sampai kami nanti dewasa.

Bentuk kejahilan kami di saat Big Boss Reflecs Birthday :D

Di kelas 12, kami mengalami fase kehidupan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Berangkat pagi, pulang malam. Pulang sekolah disambung dengan bimbingan belajar. Digempur dengan berbagai macam try out. Belum lagi tugas-tugas yang tetap setia menemani kami. Yang paling mengasyikkan, yaitu di saat kita mengerjakan tugas bersama-sama, nyontek massal, ngumpul bareng bersama di saat waktu luang. Dan yang paling anehnya, ketika istrahat atau ketika guru telat masuk dan bahkan tidak masuk sama sekali untuk mengisi pelajaran, kami mempunyai rutinitas yaitu dengan duduk secara lesehan di depan pintu. Entah apa yang menjadikannya sebagai rutinitas kami, tapi kami hanya merasa dengan duduk lesahan bersama itu dapat menghilangkan kejenuhan kami. Bahkan salah seorang dari guru kami yang bernama Bapak Takdir Kahar namun sering kami sapa dengan sebutan Pak Taka memberi nama rutinitas itu dengan "BARASANJI"... Hehehehehe.... :D Barasanji merupakan salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Bugis dalam acara-acara tertentu dengan duduk lesehan secara melingkar yang biasanya warga membaca syair-syair barasanji yang menceritakan keagungan Rasulullah. 


Ritual "Barasanji" oleh anggota Reflecs

Kenangan lain yang masih terbesit di memoriku adalah ketika kegiatan PORSENI dalam rangka mengisi kekosongan waktu setelah ujian akhir semester 2. Salah satu lomba yang kami ikuti adalah lomba kreativitas dan kebersihan kelas. Disinilah nampak betapa besarnya harapan dengan modal kekompakan dan persaudaraan kami untuk meraih juara Pertama. Kami pun bekerja sama untuk memperbaharui kelas kami dengan coretan-coretan di dinding yang penuh makna. Kebutulan salah seorang saudara kami memiliki bakat sebagai seorang desainer, maka kami mempercayainya untuk membuat desain kelas yang begitu indah. Dia adalah Novan Arisandi. Dia adalah seseorang yang punya bakat dalam berbagai bidang di Seni Budaya dan Keterampilan. Dengan bantuan dan kerja sama dari anggota Reflecs, kelas kami akhirnya meraih juara Pertama.




Hasil Dokumentasi proses pengerjaan kelas kami





Hasil Renovasi Reflecs

Di tengah perjalanan kami di kelas 12, kami melaksanakan UAS dan ujian praktek. Kami sebenarnya lelah, bosan dengan rutinitas. Belum lagi masalah lain yang harus kami hadapi. Namun kami tahu, kami tidak akan pernah maju jika menyerah pada keadaan. Kami selalu saling membantu ketika dalam kesulitan. Saling memberikan semangat ketika ada yang down. Saling berbagi makanan, minuman, canda, tawa, serta keluh kesah. Kami selalu optimistis dan percaya bahwa nilai kami akan bagus dan hasilnya akan maksimal.
 

Hal yang paliiiiiiiiiinggggggg tak dapat saya lupakan dari sekian banyaknya kegiatan sekolah kami yaitu di saat kami melaksanakan Ujian Praktek khususnya mata pelajaran Kesenian. Bentuk praktikum kami adalah Drama Musikal. Disinilah persahabatan, persaudaraan, dan kekompakan kami diuji. Entah karena kami lelah dengan berbagai rutinitas yang semakin hari semakin sehingga membuat sebagian dari kami mudah terpancing dengan hal-hal kecil yang membuat amarah kami memuncak. Namun akhirnya permasalah itu dapat terselesaikan dengan mudah. Dan siapa yang menyangka, ternyata antusias para junior-junior kami untuk menyaksikan 2 drama dari kelas kami sangat besar. Kami pun mulai gugup dan tingkat kepercayaan diri menurun. Dengan atas dasar kebersamaan, kami pun melakukan doa bersama sebelum tampil yang dipimpin oleh salah seorang anggota Reflecs (maaff,,, lupa siapa yang pimpin) demi kelancaran penampilan kami.


Take a picture before perform

TAK ADA YANG ABADI-Peterpan
Takkan selamanya tanganku mendekapmu
Takkan selamanya raga ini menjagamu

Seperti alunan detak jantungku
Tak bertahan melawan waktu
Dan semua keindahan yang memudar
Atau cinta yang telah hilang

Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi...

Ho....Biarkan aku bernafas sejenak
Sebelum hilang....

Reff :
Tak 'kan selamanya
tanganku mendekapmu
Tak 'kan selamanya
Raga ini menjagamu
Jiwa yang lama segera pergi
Bersiaplah para pengganti...

Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi...

Lagu yang merubah suasana ruangan Aula SMAN 1 Sinjai Utara (tempat kami mementaskan drama) dari riuh suara penonton yang bersorak dengan aksi konyol kami menjadi haru dengan isak tangis baik dari kami sang artis dadakan, penonton, maupun para guru yang tidak ketinggalan menyaksikan penampilan kami.

Saat kita menyanyikan lagu tersebut,semua teman langsung berjabat tangan sambil berpelukan satu sama yang lainnya dan mengucapkan kata selamat tinggal dan semoga sukses selalu. Semua teman-teman sibuk berlari kesana sini mencari sahabat,teman n pacarnya, ketika mereka bertemu mereka langsung berpelukan dengan eratnya seakan gak’ mau dipisahkan .Seolah terbawah dengan seluruh bait lagu tersebut, tangisan terdengar dimana-mana, air mata terjatuh dimana-mana, seketikan itu semua teman langsung menikmati saat-saat paling berharga ini.. Saat dimana kami menyadari betapa berharganya waktu 3 tahun yang kita lewati bersama ,begitu banyak tawa dan canda ,begitu indahnya segala amarah dan emosi yang pernah ada .Semua itu seakan kembali terulang pada hari itu.ketika kita mulai menyanyikan bait lagu 1 N 2, semua teman saling berangkulan sambil bernyanyi bersama ,tak dapat digambarkan betapa harunya saat itu, seluruh yang ada dalam ruangan ikut bernyanyi “Takkan selamanya tanganku mendekapmu// Takkan selamanya raga ini menjagamu//” bagaikan tak ingin berhenti kita terus menyanyikan lagu itu. Hingga kita bosan menyanyikannya. Belum pernah kita bernyanyi bersama selama ini ,hingga selesai saat kita bernyanyi aku pun menyadari mungkin ini kali terakhir kita bersama kawan dan memang itu benar adanya sebab hari ini kali terakhir kita bersama. Aku ingin setelah ini kita berdoa bersama N berjanji bersama ”bahwa setelah ini,di manapun kita kuliah nantinya, kemanapun kita pergi kita akan selalu mengingatkan bahwa kita adalah saudarah hingga suatu saat nanti ,entah kapan kita akan bertemu dan berkumpul seperti dulu lagi okey ”Satu hal yang aku sesali saat perpisahan waktu itu….aku tak bisa memeluk kalian lebih lama lagi.




Seorang sosok yang selama ini tidak pernah bosan memberikan bimbingan, arahan, dan yang menjadi dalang dibalik kesuksesan kami memupuk persaudaraan, persahabatan, kekompakan selama 2 tahun bernaung di Reflecs hingga saat ini adalah Ibu Dra. Hj. Indo Tang. Beliau adalah wali kelas kami sejak kelas 2. Kami tak akan pernah melupakan ibu, sebagai orang tua kami di Reflecs. WE LOVE YOU MISS...


Dalang dibalik kesuksesan, persaudaraan, dan kekompakan REFLECS

Thanks to for:
Pak Sultan Pak Juanda Pak Ancu Pak Takdir Pak Suardi Pak Natsir Pak Razak Pak Hamjan Pak Arifin Pak Jafar Pak Maxi Pak Mapram Pak Bur Pak Amin cato Pak Ali Hamka Pak Imran Pak Taufik Pak Innonk Pak Noer Pak Mustakim Pak Dillah Pak Farid dan semua bapak guru, Ibu Irda Ibu Aisyah Ibu Ros Ibu Ila Ibu Yuli Ibu Ati Ibu Hilda Ibu Rusilawati Ibu Intan Ibu Parillah Ibu Aryani Ibu Hikmah Ibu Sarinah Ibu Nurafiah Ibu Alwiyah Ibu Walia Ibu Eliza Ibu Kiki Ibu Rani Ibu Ita Ibu Ade Ibu Eda Ibu Farida Ibu Tika Ibu Icha Ibu Rita Ibu Hasniar Ibu Herlina Ibu Kantin dan semua Ibu Guru. Terima kasih atas semua ilmu yang telah dibagikan kepada kami sehingga kami dapat menjadi mahasiswa/i seperti sekarang ini. Tak lupa pula kami memohon doa atas kesuksesan kami di masa depan. Jasa-jasamu tak pernah kami lupakan...


Tak lupa pula Van Jabba' :D Serta teman2 OXIGEN, EXTREEM,ETFOMS dan EXPARATIVE :)

Kini semua itu telah menjadi semua kenangan terindah, kalian telah menempuh masa depan kalian, semoga kalian semua sukses dalam bidang kalian masing-masing. Aku tahu sekarang kalian tampaknya banyak berubah.. Namun kenangan itu akan tetap ada. Kenagan terhebat saat SMA dulu yang pernah aku dapatkan ,kenangan yang bisa membuat aku tersenyum…. Bahkan disaat aku tak ingin tersenyum yahh ……..mungkin diriku masih ingin bersama kalian dan mungkin jiwaku haus akan sanjungan kalian...
Rabu, 06 November 2013 0 komentar

Dibalik Pesona Gunung Nona (Buttu Kabobong)



Gambar apakah itu...??? Bagi yang penasaran dengan gambar tersebut, mari bersama-sam kita fokus dengan penjelasan di bawah ini.... COME ON ------->>>>>

Percaya tidak, kalau gambar di atas adalah gambar gunung...?? Yaaappphhh,,, bentuknya memang unik, tapi dibalik keunikannya ternyata gunung tersebut memiliki pesona yang sangat luar biasa indahnya. 

Buttu Kabobong adalah nama sebuah gunung unik yang terletak di Kabupaten Enrekang. Tepatnya di poros jalan dari arah Rappang, Kabupaten Sidrap. Dikatakan unik karena bentuk gunung ini menyerupai alat kelamin wanita dan dipastikan hanya satu-satunya di dunia. Itu sebabnya turis mancanegara menyebutnya “maaf” mount sex atau gunung erotic. Selain unik dan penuh daya tarik, gunung ini juga ternyata punya legenda yang secara turun temurun menyisakan berbagai versi, namun pada prinsipnya mengandung makna yang sama, yakni pesan moral dari para leluhur setempat tentang pantangan keras untuk melakukan hubungan suami istri di luar nikah. Kisah di bawah ini adalah salah satu versi yang dihimpun dari berbagai sumber sebagaimana berikut :

Pada zaman dahulu kala, di kaki Gunung Bambapuang terdapat suatu kerajaan tua yang bernama Kerajaan Tindalaun. Sementara di dalam kerajaan itu sendiri terdapat sebuah perkampungan kecil yang juga dinamai Tindalun. Konon pada suatu ketika, datanglah seorang yang disebut To Mellaorilangi’ (orang yang turun dair langit) atau yang dalam istilah lainnya disebut To Manurung di Kampung Tindalun yang terletak di sebelah selatan Gunung Bambapuang tersebut. To Manurung ini juga menurut riwayatnya konon datang dari Tangsa, yaitu sebuah daerah di Kabupaten Tana Toraja. Mulanya, di Tangsa ada seorang ibu muda cantik bernama Masoang yang mempunai lima orang anak. Entah karena apa, kelima anak Masoang itu terbagi-bagi. Yakni dua orang ke Tana Toraja Barat, dua lainnya tinggal di Tangsa, kemudian yang satu orang lagi dianggap menghilang karena kepergiaannya tidak diketahui.

Beberapa hari kemudian tak jauh dari sebuah perkampungan, pada suatu malam, masyarakat Tindalun melihat ada seonggok api yang menyala seolah tak ada padamnya. Karena didorong rasa keingitahuan, masyarakat lalu mencoba mendekati sumber nyala api tersebut. Dan ternyata, tak jauh dari situ ada anak laki-laki yang rupawan, ganteng serta kulitnya putih bersih. Bahkan menurut penilaian masyarakat Tindalun ketika itu, selain ganteng , anak itu juga memiliki ciri sebagia anak To Malabbi’. Karenanya, si anak yang tidak diketahui asal usulnya itu lalu diambil dan dibawa ke Kampung Tindalun. Boleh jadi anak inilah yang disebut sebagai To Manurung.

Ringkas cerita, ketika si anak lelaki tersebut menginjak dewasa, ia lalu dikawinkan dengan salah seorang putri raja Kerajaan Tindalun yang sangat cantik. Di mana setelah pesta perkawinan yang semarak dan yang dilaksanakn secara adat istiadat setempat itu, masyarakat pun secara spontan lalu membuatkan sebuah istana baru bagi pasangan ini. Karena menganggap perkawinan itu adalah penyatuan dari anak seorang raja dengan To Mellaorilangi’ atau To Manurung.

Selanjutnya dari perkawinan itu, lahirlah putra mereka yang diberi nama Kalando Palapana, kemudian dinobatkan sebagai Raja Tindalun. Dia memerintah beberapa perkampuangan di situ.

Seperti diketahui, Tindalun ini merupakan wilayah yang ketika itu amat kaya dengan sumber daya alamnya. Setiap musim panen, masyarakat sangat bersuka ria karena hasil pertanian mereka selalu melimpah ruah. Itu sebabnya kehidupan masyarakat Tindalun rata-rata makmur dan sejahtera. Cuma sayangnya, kondisi inilah yang membuat mereka lantas lupa diri. Suasana hura-hura nyaris tak terlewatkan setiap saat. Bukan hanya itu, konon karena kekayaan yang dimiliki, perangai masyarakatpun banyak yang mulai berubah. Tatanan perilaku yang selama ini sangat menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat leluhur, mulai bergeser. Kehidupan seks bebas pun kabarnya sempat mewarnai hari-hari mereka. Dengan kata lain, perubahan strata ekonomi yang begitu pesat ketika itu, menjadikan masyarakat Tindalun seolah lupa dengan jati dirinya.

Lalu bagaimana dengan Raja Kalando Palapana atas kejadian itu?, tentu saja sangat gusar. Raja muda ini kemudian memanggil para tetua adat untuk dimintai pertanggung jawabannya, sekaligus memerintahkan agar segera mengatasinya. Raja sangat kuatair jika perbuatan menyimpang yang dilakukan masyarakatnya itu dibiarkan, maka akan mendapat azab dari Tuhan Sang Pencipta Alam.

Memang menurut kisahnya, para tetua adat tersebut telah melaksanakan titah sang raja untuk menghentikan perilaku menyimpang masyarakat itu. Namun jangankan berhenti, malah sebaliknya perbuatan masyarakat itu semakin menjadi-jadi. Hubungan seks di luar nikah seakan menjadi hal yang rutin tanpa bisa dicegah. Larangan berdasarkan agama dan adat istiadat, bagai tak digubris, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sebelah timur ibukota kerajaan.

Karena sulit dicegah, maka suatu hari Raja Tindalun mengundang para pejabat kerajaan dan tetua adat untuk melakukan pembahasan secara khusus. Di mana kesimpulan dari hasil pembahasan yang digelar di atas bukti sekitar. Tindalun itu, antara lain menyebutkan akan memberi sanksi dan hukuman seberat-beratnya bagi siapa saja tanpa kecuali yang kedapatan melakukan hubungan suami istri diluar nikah. Namun apa lacur?, lagi-lagi masyarakat tidak peduli. Seks bebaspun bukan hanya pada malam hari dilakukan, tapi disiang bolong pun perbuatan itu dilakukan. Ibaratnya, masyarakat seperti sudah kehilangan akhlak dan moralnya. Celakanya lagi, penyakit masyarakat ini bahkan sempat mewabah di kalangan kerabat kerajaan menyusul terlibatnya salah seorang anak raja Tindalun.

Kabarnya, pasangan selingkuh anak raja Tindalun dimaksud adalah anak gadis dari salah seorang tetua adat setempat. Yang akhirnya, pada malam kejadian itu, ketika kedua anak manusia ini sedang hanyut dalam kenikmatan seks di luar nikah, sekonyong-konyong datang bencana yang memporakporandakan wilayah kerajaan Tindalun. Rupanya Tuhan telah menunjukkan murkanya. Mereka yang selama ini tak mau lagi mendengar titah rajanya, dan gemar melakukan seks di luar nikah, semua dilaknat menjadi bukit-bukit. Di antaranya ada yang menyerupai kelamin wanita. Gunung yang menghadap ke barat dan terletak di sebelah timur Gunung Bambapuang inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Buttu Kabobong. Sedangkan pada sebelah barat Buttu Kabobong, terdapat pula gunung yang menjorok ke seberang menghampiri pusat Buttu Kabobong. Gunung ini bentuknya menyerupai “maaf” alat kelamin laki-laki. Antara kedua gunung ini dibatasi oleh sebuah anak sungai.

Demikian sekelumit legenda tentang Buttu Kabobong, yang jika ditelaah, sesungguhnya mempunyai pesan moral agar umat manusia di mana pun, tidak melakukan hubungan suami istri di luar nikah. Karena hal itu merupakan perbuatan zinah yang sangat dilarang oleh agama. Hukumnya adalah dosa besar.
Minggu, 04 Agustus 2013 0 komentar

Sesungguhnya berasal dari manakah Bahasa Indonesia...?

Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan berbagai ragam bahasa daerah yang dimilikinya memerlukan adanya satu bahasa persatuan guna menggalang semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan ini sangat penting dalam perjuangan mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Kesadaran politis semacam inilah yang memunculkan ide pentingnya bahasa yang satu, bahasa persatuan, bahasa yang dapat menjembatani keinginan pemuda-pemudi dari berbagai suku bangsa dan budaya di Indonesia saat itu.
Tak disangka, berhasilnya bangsa Indonesia mempunyai bahasa Indonesia itu dibagaikan anak kecil yang menemukan cokelat di tengah jalan. Kita pasti sudah mengetahui, bahwa bahasa Indonesia yang kini dipergunakan sebagai Bahasa Nasional bangsa Indonesia, berasal dari Bahasa Melayu. Namu, penerimaan tersebut tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa tahapan proses dan sebagai mana layaknya sebuah proses, penerimaan itu memerlukan waktu lama.  Mengapa harus Bahasa Melayu yang diangkat sebagai Bahasa Nasional? Mengapa bukan Bahasa Jawa atau Bahasa Sunda yang jumlah penuturnya lebih banyak dari pada bahasa Melayu? Untuk memahami hal tersebut, kali ini saya akan membahas asal muasal bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa Indonesia.
Bila dilihat dari sudut sejarah, bahasa Melayu merupakan bahasa perhubungan atau komunikasi sejak bertahun-tahun yang lalu. ini tampak pada masa awal bangkitnya kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya yang memiliki pengaruh besar bukan saja di Indonesia, namun juga di sebagian besar Asia Tenggara telah menggunakan bahasa Melayu. Bahsa Melayu berperan penting dalam kehidupan sehari-hari pada masa itu. Mengapa? Pada masanya, Sriwijaya merupakan pusat kebudayaan, perdagangan, tempat belajar filsafat, dan pusat keagamaan. Tak mengherankan jika para pelancong dari manca Negara mengunjunginya.
Berdasarkan catatan sejarah, bahasa Melayu tidak saja berfungsi sebagai bahasa perhubungan. Namun, digunakan juga sebagai bahasa pengantar, bahasa resmi, bahasa agama, dan bahasa dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Sebagai buktinya, perguruan tinggi “Dharma Phala”  menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar dan alat untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Bukti lain adalah dengan ditemukannya berbagai prasasti oleh para antropolog, pada awal masa Sriwijaya.
Adanya Inskripsi Gandasuli dan Prasasti Bogor, membuktikan betapa luasnya penyebaran bahasa Melayu ke seluruh wilayah di Nusantara. Bahasa Melayu tidak saja digunakan di kawasan semenanjung Sumatera, namun ternyata ke pulau Jawa. Dugaan yang semakin kuat bahwa bahasa Melayu menjadi bahasa perhubungan yaitu dengan dikenalnya berbagai logat atau dialek.
       Masuknya agama Islam ke kepulauan Nusantara, membuat kedudukan bahasa Melayu kian penting. Keduanya tampak saling mempengaruhi. Di satu pihak, para pembawa ajaran agama Islam ikut memperkaya khasanah kosa kata dalam bahasa Melayu. Di pihak lain, para pembawa ajaran agama Islam ikut memperkaya khazanah kosa kata dalam bahasa Melayu.
Perkembangan bahasa Melayu berikutnya, tampak pada masa kebangkitan pergerakan bangsa Indonesia yang dimulai sejak berdirinya Boedi Oetomo. Para tokoh pergerakan mulai berpikir akan pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi antar pergerakan yang tergabung dalam berbagai Jong. Sebagai puncak keberadaan bahasa Melayu, maka pada 1928 Kongres Pemuda di Jakarta diselenggarakan oleh berbagai Jong. Salah satu hasil gemilang dari Kongres Pemuda yaitu dengan dicetuskannya ikrar atau Sumpah Pemuda. Cetusan tersebut berupa kebulatan tekad yang berbunyi:
Teks Sumpah Pemuda
Kami putera dan puteri Indonesia mengaku
bertumpah darah yang satu,Tanah Air Indonesia.
Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Dari ketiga butir di atas, yang paling menjadi pusat perhatian pengamat adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap luar biasa. Dikatakan demikian, sebab negara lain khususnya negara tetangga kita, mencoba untuk membuat hal yang sama selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan bentrokan sana-sini. Oleh pemuda kita, kejadian itu dilakukan tanpa hambatan sedikit pun, sebab semuanya telah mempunyai kebulatan tekad yang sama. Cetusan ikrar Sumpah Pemuda menunjukkan kepada kita, bahwa bahasa Melayu kini berubah nama menjadi bahasa Indonesia.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai bahasa nasional adalah sebagai berikut:
·         Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca (bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh wilayah Nusantara.
·         Bahasa Melayu memunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari, mudah dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima pengaruh luar untuk memerkaya dan menyempurnakan fungsinya.
·         Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial pemakainya, sehingga tidak menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.
·         Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
·         Adanya semangat rela berkorban dari masyarakat Jawa demi tujuan yang mulia.
Tetapi apakah Bahasa Indonesia yang kita pergunakan sekarang ini sama dengan Bahasa Melayu pada masa yang lalu? Bahasa Indonesia yang kita pergunakan sekarang ini tidak sama lagi dengan Bahasa Melayu pada masa Kerajaan Sriwijaya, masa Kerajaan Malaka, masa Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, masa Balai Pustaka, bahkan dengan Bahasa Melayu di Malaysia kini.   Bahasa Indonesia kini jauh berbeda dari bahasa asalnya, Bahasa Melayu. Bahasa Melayu tumbuh dan berkembang menjadi Bahasa Indonesia, yang dikarenakan berbagai hal waktu, politik, sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi ia pun berkembang hingga dalam wujudnya kini.
Meskipun Bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat, namun perjuangan belum berakhir. Masih banyak anggota masyarakat yang belum menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, masih banyak yang harus kita usahakan, dan masih banyak pula yang harus kita perjuangkan dalam rangka pengembangan Bahasa Indonesia.

Kamis, 21 Maret 2013 0 komentar

Kehidupan Bagaikan Lembaran Kertas Kosong

-->
Kau membuatku mengerti hidup ini
Kita terlahir bagai selembar kertas putih
Tinggal kulukis dengan tinta pesan damai
Kan terwujud harmony

Tahu tidak judul dari sebait lagu ini…??? Yuuuuuppppp… Betul… Ini adalah sebait dari lagu yang dibawakan oleh salah satu kelompok musik (band) dari Indonesia yang digandrugi oleh Ari (gitar), FadlyYoyo (drum), Rindra (bas), dan Piyu (gitar)… (vokal),
“Kita terlahir bagai selembar kertas putih”… Lirik lagu ini merupakan awal dari niat saya menuliskan arti kehidupan  bagi saya. Well,,, this is my opinion about life…
Awal kehidupan digambarkan bagai selembar kertas putih yang bersih dan tanpa seberkas noda. Putih, polos, bersih tanpa noda. “Tidak Menarik dan biasa saja” . Yaaaghhh,,, itulah pendapat orang orang ketika melihatr kertas tersebut. Namun, bagi sebagian kecil orang, khususnya saya sendiri menganggap hal yang berbeda. Bagi saya, kertas putih yang dilambangkan sebagai sebuah kepolosan merupakan hal yang menarik. Kenapa….?????

Lembaran lembaran kertas yang awalnya putih, tak berarti apa apa, ternyata akan lebih bermakna, menarik, istimewa dan berarti jika kita telah menuliskan coretan coretan. Namun, terkadang kertas kosong tadi yang telah diisi dengan coretan tetap tidak berarti apa apa. Karena mengisi kertas tersebut hanya untuk keisengan semata. Kertas tersebut bahkan hanya akan menjadi lebih tidak berarti daripada sebuah kertas yang sebelumnya telah terisi. Hal ini sama dengan suatu kehidupan datar yang di alami oleh seorang manusia. Hanya mengikuti jalan yang mereka lihat tanpa membuat jalan mereka sendiri. Pada akhirnya mereka tidak pernah akan bisa memiliki kisah atau cerita milik mereka sendiri.

Berarti atau tidaknya goresan dalam lembaran kertas tersebut bergantung dari cara kita melukiskan goresan tersebut. Jika kita mengisi kertas putih itu dengan pena, maka kita harus berhati-hati menggoreskan pena itu agar tidak merusak dan membuat jelek kertas putih tersebut. Jika kita melukis kertas putih meggunakan pensil, maka lukisan itu akan bisa menjadi sempurna, karena lukisan yang salah, dapat di hapus kembali dan merubah nya menjadi lebih baik, Dan jika kita melukis kertas dengan debu, Maka kertas itu dapat menjadi lebih kotor, karena debu akan merubah warna kertas putih menjadi coklat, Dan kertas tidak akan bisa kembali bersih seperti semula.

Begitu pula dengan hidup ini. Jika kita melukiskan hidup dengan pena, maka kita harus menggunakan seluruh hidup kita dengan hati-hati, karena jika kita melakukan kesalahan, itu akan sulit di hapus dan di lupakan oleh orang lain. Jika kita melukiskan hidup dengan pensil, Maka salah dan dosa kita, dapat di ampuni Tuhan, Karena Tuhan lah yang menghapus dosa kita, Agar kita dapat menjadi bersih kembali. Jika kita melukiskan hidup dengan debu, maka hidup kita semakin sulit untuk di kendalikan,karena sifat buruk akan lebih sulit hilang dari diri kita,dari pada sifat baik diri kita.

Buatlah jalanmu sendiri, dengan begitu kau tidak akan merasa hidup di dalam sebuah Jalan Datar yang membosankan. Hidupmu adalah Selembar Kertas Putih milikmu sendiri. Dan selembar kertas putih milikmu itu pada suatu saat pasti akan menjadi sebuah kertas yang sangat berarti untukmu. Menjadi selembar kertas berisi pelajaran milikmu sendiri. Menjadi selembar kertas yang merangkai proses kehidupan milikmu sendiri. Bahkan menjadi selembar kertas yang berisi goresan memori yang jauh lebih menarik daripada jutaan lembaran kertas Novel, Komik atau berbagai kertas dalam sebuah buku favorit yang sering kali kau baca. Dan selembar kertas tersebut adalah milikmu. 


Rabu, 31 Oktober 2012 0 komentar

Larutan Kerinduan


          Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra). Contoh: Larutan gula, larutan garam, Udara bersih.
          Tingkatan ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion sehingga larutan merupakan campuran yang homogen dan sukar dipisahkan dengan penyaringan dan sentrifuge.
          Oleh karena ukuran partikel zat terdispersi dengan medium pendispersinya hamper sama maka sifat zat terdispersi dalam larutan akan terpengaruh (berubah) dengan adanya zat terdispersi. Bila ke dalam air ditambahkan garam dapur maka air akan membeku dibawah 00­­­C, semakin banyak garam yang ditambahkan semakin besar penurunan titik bekunya.
 
;