Kamis, 21 Maret 2013

Kehidupan Bagaikan Lembaran Kertas Kosong

-->
Kau membuatku mengerti hidup ini
Kita terlahir bagai selembar kertas putih
Tinggal kulukis dengan tinta pesan damai
Kan terwujud harmony

Tahu tidak judul dari sebait lagu ini…??? Yuuuuuppppp… Betul… Ini adalah sebait dari lagu yang dibawakan oleh salah satu kelompok musik (band) dari Indonesia yang digandrugi oleh Ari (gitar), FadlyYoyo (drum), Rindra (bas), dan Piyu (gitar)… (vokal),
“Kita terlahir bagai selembar kertas putih”… Lirik lagu ini merupakan awal dari niat saya menuliskan arti kehidupan  bagi saya. Well,,, this is my opinion about life…
Awal kehidupan digambarkan bagai selembar kertas putih yang bersih dan tanpa seberkas noda. Putih, polos, bersih tanpa noda. “Tidak Menarik dan biasa saja” . Yaaaghhh,,, itulah pendapat orang orang ketika melihatr kertas tersebut. Namun, bagi sebagian kecil orang, khususnya saya sendiri menganggap hal yang berbeda. Bagi saya, kertas putih yang dilambangkan sebagai sebuah kepolosan merupakan hal yang menarik. Kenapa….?????

Lembaran lembaran kertas yang awalnya putih, tak berarti apa apa, ternyata akan lebih bermakna, menarik, istimewa dan berarti jika kita telah menuliskan coretan coretan. Namun, terkadang kertas kosong tadi yang telah diisi dengan coretan tetap tidak berarti apa apa. Karena mengisi kertas tersebut hanya untuk keisengan semata. Kertas tersebut bahkan hanya akan menjadi lebih tidak berarti daripada sebuah kertas yang sebelumnya telah terisi. Hal ini sama dengan suatu kehidupan datar yang di alami oleh seorang manusia. Hanya mengikuti jalan yang mereka lihat tanpa membuat jalan mereka sendiri. Pada akhirnya mereka tidak pernah akan bisa memiliki kisah atau cerita milik mereka sendiri.

Berarti atau tidaknya goresan dalam lembaran kertas tersebut bergantung dari cara kita melukiskan goresan tersebut. Jika kita mengisi kertas putih itu dengan pena, maka kita harus berhati-hati menggoreskan pena itu agar tidak merusak dan membuat jelek kertas putih tersebut. Jika kita melukis kertas putih meggunakan pensil, maka lukisan itu akan bisa menjadi sempurna, karena lukisan yang salah, dapat di hapus kembali dan merubah nya menjadi lebih baik, Dan jika kita melukis kertas dengan debu, Maka kertas itu dapat menjadi lebih kotor, karena debu akan merubah warna kertas putih menjadi coklat, Dan kertas tidak akan bisa kembali bersih seperti semula.

Begitu pula dengan hidup ini. Jika kita melukiskan hidup dengan pena, maka kita harus menggunakan seluruh hidup kita dengan hati-hati, karena jika kita melakukan kesalahan, itu akan sulit di hapus dan di lupakan oleh orang lain. Jika kita melukiskan hidup dengan pensil, Maka salah dan dosa kita, dapat di ampuni Tuhan, Karena Tuhan lah yang menghapus dosa kita, Agar kita dapat menjadi bersih kembali. Jika kita melukiskan hidup dengan debu, maka hidup kita semakin sulit untuk di kendalikan,karena sifat buruk akan lebih sulit hilang dari diri kita,dari pada sifat baik diri kita.

Buatlah jalanmu sendiri, dengan begitu kau tidak akan merasa hidup di dalam sebuah Jalan Datar yang membosankan. Hidupmu adalah Selembar Kertas Putih milikmu sendiri. Dan selembar kertas putih milikmu itu pada suatu saat pasti akan menjadi sebuah kertas yang sangat berarti untukmu. Menjadi selembar kertas berisi pelajaran milikmu sendiri. Menjadi selembar kertas yang merangkai proses kehidupan milikmu sendiri. Bahkan menjadi selembar kertas yang berisi goresan memori yang jauh lebih menarik daripada jutaan lembaran kertas Novel, Komik atau berbagai kertas dalam sebuah buku favorit yang sering kali kau baca. Dan selembar kertas tersebut adalah milikmu. 


0 komentar:

Posting Komentar

 
;