Kau membuatku mengerti hidup ini
Kita terlahir bagai selembar kertas
putih
Tinggal kulukis dengan tinta pesan
damai
Kan terwujud harmony
Tahu tidak judul dari sebait lagu
ini…??? Yuuuuuppppp… Betul… Ini adalah sebait dari lagu yang dibawakan oleh salah
satu kelompok musik
(band) dari Indonesia
yang digandrugi oleh Ari (gitar), FadlyYoyo
(drum), Rindra (bas), dan Piyu (gitar)… (vokal),
“Kita terlahir bagai selembar kertas putih”… Lirik lagu ini
merupakan awal dari niat saya menuliskan arti kehidupan bagi saya. Well,,, this is my opinion about
life…
Awal kehidupan digambarkan bagai selembar kertas
putih yang bersih dan tanpa seberkas noda. Putih, polos, bersih tanpa noda.
“Tidak Menarik dan biasa saja” . Yaaaghhh,,, itulah pendapat orang orang ketika
melihatr kertas tersebut. Namun, bagi sebagian kecil orang, khususnya saya
sendiri menganggap hal yang berbeda. Bagi saya, kertas putih yang dilambangkan
sebagai sebuah kepolosan merupakan hal yang menarik. Kenapa….?????
Lembaran lembaran kertas
yang awalnya putih, tak berarti apa apa, ternyata akan lebih bermakna, menarik,
istimewa dan berarti jika kita telah menuliskan coretan coretan. Namun, terkadang
kertas kosong tadi yang telah diisi dengan coretan tetap tidak berarti apa apa.
Karena mengisi kertas tersebut hanya untuk keisengan semata. Kertas
tersebut bahkan hanya akan menjadi lebih tidak berarti daripada sebuah kertas
yang sebelumnya telah terisi. Hal ini sama dengan suatu kehidupan datar yang di
alami oleh seorang manusia. Hanya mengikuti jalan yang mereka lihat tanpa
membuat jalan mereka sendiri. Pada akhirnya mereka tidak pernah akan bisa
memiliki kisah atau cerita milik mereka sendiri.
Berarti atau tidaknya goresan dalam lembaran
kertas tersebut bergantung dari cara kita melukiskan goresan tersebut. Jika kita
mengisi kertas putih itu dengan pena, maka kita harus berhati-hati menggoreskan
pena itu agar tidak merusak dan membuat jelek kertas putih tersebut. Jika
kita melukis kertas putih meggunakan pensil, maka lukisan itu akan bisa menjadi
sempurna, karena lukisan yang salah, dapat di hapus kembali dan merubah nya
menjadi lebih baik, Dan jika kita melukis kertas dengan debu, Maka kertas itu
dapat menjadi lebih kotor, karena debu akan merubah warna kertas putih menjadi
coklat, Dan kertas tidak akan bisa kembali bersih seperti semula.
Begitu pula dengan hidup ini. Jika kita
melukiskan hidup dengan pena, maka kita harus menggunakan seluruh hidup
kita dengan hati-hati, karena jika kita melakukan kesalahan, itu akan sulit di
hapus dan di lupakan oleh orang lain. Jika kita melukiskan hidup dengan pensil,
Maka salah dan dosa kita, dapat di ampuni Tuhan, Karena Tuhan lah yang
menghapus dosa kita, Agar kita dapat menjadi bersih kembali. Jika kita
melukiskan hidup dengan debu, maka hidup kita semakin sulit untuk di
kendalikan,karena sifat buruk akan lebih sulit hilang dari diri kita,dari pada
sifat baik diri kita.
Buatlah jalanmu sendiri, dengan begitu kau tidak
akan merasa hidup di dalam sebuah Jalan Datar yang membosankan. Hidupmu adalah
Selembar Kertas Putih milikmu sendiri. Dan selembar kertas putih milikmu itu
pada suatu saat pasti akan menjadi sebuah kertas yang sangat berarti untukmu.
Menjadi selembar kertas berisi pelajaran milikmu sendiri. Menjadi selembar
kertas yang merangkai proses kehidupan milikmu sendiri. Bahkan menjadi selembar
kertas yang berisi goresan memori yang jauh lebih menarik daripada jutaan
lembaran kertas Novel, Komik atau berbagai kertas dalam sebuah buku favorit
yang sering kali kau baca. Dan selembar kertas tersebut adalah milikmu.
0 komentar:
Posting Komentar